STASIUN
![stasiun](https://ssselv.wordpress.com/wp-content/uploads/2018/11/stasiun.jpg?w=768)
Dini hari kami tiba.
Senyum sendiri.. yang pertama kali aku lakukan ketika turun dari kereta. Senyum lagi dengan lengan yang sesekali membenarkan pemakaian tas dengan mengangkat bahu, karena pegal dan berat. Aku akhirnya tiba, di kota istimewa ini. Kota penyimpan cerita, kota bercita rasa enak, karsa yang romantis. Kota yang mengapa membuat nyaman padahal kota orang. Dan kota yang tempat kelahiranku saja bukan tapi tertanam rasa ingin tinggal.
Langkah demi langkah, menuju keluar stasiun, sesekali mendengar suara peluwit dari petugas kereta dan sesekali melihat kawasan kursi pengunjung diisi orang yang sedang ngorok. Setelahnya, duduk manis dulu di sebuah warung kopi pinggir stasiun, sakit pinggang dan lesu. Tapi puing-puing kota ini tidak berubah, baunya seperti itu, nyaman nya seperti ini. Sulit didefinisikan..
KE PANTAI
Processed with VSCO with a4 preset
Matahari waktu itu tidak ikut serta, karena hujan mengiringi kami sampai stasiun. Keberangkatan ini menjadi kecintaan, atas dasar perdebatan akan kemana saja, dimana saja, dan ngapain? Akhirnya kami pergi. Hujan.. hujan.. kata orang identik dengan rindu. Tapi sore itu tidak, kami semua mendefinisikan hujan sebagai pengiring lapar.
Kemudian tiba, di kota orang. Seruput hawa kota ini, beberapa tahun silam kali terakhir aku menciumnya. Dan sekarang, oh Tuhan.. aku sekarang disini, di kota ini (lagi). Kami ke pantai.. iramanya kental romantis, dayuh ombak yang agak surut. Dan lagi-lagi, matahari yang datang sesekali. Kami memainkan beberapa lagu dibawah pohon kurang rindang, karena panas terik mulai muncul. Kami mengantuk, kami kesilauan.. aktivitas penuh dilakukan adalah mengerutkan alis, menertawakan, bermain pasir, melagu, dan foto-foto.
Sampai akhirnya kami kembali ke kota karena suasana siang sudah mendukung untuk menjatuhkan tubuh di kasur penginapan, dan istirahat.
KE CANDI
![prambanan](https://ssselv.wordpress.com/wp-content/uploads/2018/11/prambanan.jpg)
Suatu tempat perihal peninggalan, sejarah, dan semacamnya. Kami tetap timbulkan rasa ingin tahu dan penasaran.. kenapa sebesar ini? Orang-orang jaman dulu, keren, kenapa bisa buat yang begini? Begitulah lagi pertanyaan-pertanyaan yang diucap selagi disana. Disana diikuti matahari berturut-turut.. dan berhasil membuat kegelapan di sela sela kulit (apalagi aku) dan semua serba panas.. tentunya hari itu di kota enak itu, tidak mudah beradaptasi dengan suhu panasnya.
Sesekali mengipas, sesekali menghela napas karena lelah katanya, berjalan di entah berapa puluh tangga menuju candi. Tapi luar biasa, semua luar biasa, kesantunan warga.. kenyamanan tempat.. ketertiban makhluk sekitar.. dan saling menertawakannya, itu yang luar biasa.
Kami abadikan tubuh dengan candi, kami abadikan muka dengan pemandangan perihal buah tangan Tuhan, dan kami bersuka cita panas-panasan..
YA, ISTIMEWA
Processed with VSCO with a4 preset
Processed with VSCO with a4 preset
Processed with VSCO with a4 preset
Processed with VSCO with a4 preset
Terlalu dibuai dengan kota enak ini. Perihal kesenian, kehangatan warga sekitar, kerapihan jalan tanpa sampah bertebaran, betul-betul istimewa. Aku, disini bukan hanya menghela napas lalu makan, lalu tertawa, lalu jalan-jalan.. selain itu, yang lebih menarik dari semua adalah musikalitas warga sekitar, musikalitas kota ini, sangat amat terlebih luar biasa.
Menggoda, cinta, dengan semua alur yang dirasa. Jalan Tuhan benar asyik, benar membuat kagum.. organ tubuhku yang dinamai mata ini masih diberi waktu dan kesempatan untuk menikmati lantunan musik, pertunjukan musik, pertunjukan seni daerah, pertunjukkan anak-anak unik bawakan lagu daerah, pertunjukan ibu-ibu keren yang mainkan gamelan kecapi dan alat-alat manis lainnya.. dan pertunjukan sebuah tour band lokal yang gak kalah hangat aromanya malam itu.
Kacau! Malam itu kelewat senang.. kelewat cinta dengan kota enak ini. Seni dan kota ini seperti denyut nadi dengan tubuh.. kebutuhan, pelengkap, dan apapn yang serupa lainnya..
KE HUTAN
![hutan](https://ssselv.wordpress.com/wp-content/uploads/2018/11/hutan.jpg)
Tempat ini seperti saudara kembar dengan daerahku. Tapi beda dengan orang-orang didalamnya, bahasa nya, lantunan cakap nya, intonasi bicara nya.. adem bener. Cukup berdialog, membaca buku walau satu halaman, ini benar asri. Dan tidak lupa saling menertawakan satu sama lain, aku dan teman-teman, dan kembali ke buku.
KE SUATU TEMPAT
![Processed with VSCO with a4 preset](https://ssselv.wordpress.com/wp-content/uploads/2018/11/b0f6515e-94d4-4fe4-af9a-ea098172c0e1.jpg)
Untuk orang-orang, tangan-tangan, jiwa-jiwa, dan pikiran-pikiran yang beruntung dapat menuai cita, rasa dan karsa kedalam sebuah bentuk baik kertas, tembok, benda dengan berbagai media warna lainnya. Terimakasih, dan aku abadikan beberapa nya hasil tangan kalian duhay orang keren, kedalam bentuk visual karena terlampau senang mataku melihatnya. Kota enak, orang-orang enak, dan makanan yang enak-enak, aku dan jari jemari sawo matangku, menuai semuanya kedalam tulisan. Kalian orang-orang luar biasa, membuat aku semakin nyaman ada di kota enak ini.
PULANG
![Processed with VSCO with a4 preset](https://ssselv.wordpress.com/wp-content/uploads/2018/11/d1813281-5a54-4833-8ae4-0b00af681aa8.jpg)
Tidak semua aku ceritakan, karena sisanya adalah menertawakan, ngopi, makan gorengan, makan nasi kucing, mandi, melagu, makan soto, dan lain lain. Waktunya kembali ke kota sendiri, kota yang sudah dua puluh satu tahun aku huni, kota pemberi cerita juga, kota bercita enak juga, miliki rasa dan karsa tak ingin pindah. Kota ku, Kota Bandung.
Setelah mengemas barang, berpamitan, melamun sedikit karena mengapa secepat ini aku pulang.. dan menghampiri stasiun. Menyiapkan mental akan kembali pada aktivitas di kota ku, pada kewajiban di kota ku, dan rasa candu pada masakan mama.
Aku pamit, tidak mungkin untuk tidak kembali. Sehat selalu, Yogyakarta..